Kamu mungkin sudah tahu bahwa untuk kebanyakan perempuan, clitoris adalah organ seksual utama.
Berbeda dengan penis yang berfungsi untuk reproduksi, buang air kecil, dan kenikmatan, clitoris hanya ada untuk kesenangan.
Penelitian menunjukkan bahwa kepala clitoris memiliki lebih banyak ujung saraf per inci persegi dibanding bagian tubuh manusia lainnya.
Jumlahnya bahkan dua sampai empat kali lebih banyak daripada ujung penis.
Berikan Aku Orgasme
Peneliti menemukan bahwa sensitivitas perempuan terhadap rasa sakit menurun drastis saat mereka terangsang, dan lebih rendah lagi saat mengalami orgasme.
Dalam penelitian, tekanan yang sebelumnya terasa sakit bisa diterima dengan nyaman ketika perempuan sedang terangsang.
Selama orgasme, tekanan yang dirasakan bisa dua kali lebih besar sebelum menjadi tidak tertahankan.
Bukan hanya karena orgasme mengalihkan perhatian dari rasa sakit, tapi karena tubuh melepaskan endorphin dan steroid alami yang membuat ujung saraf mati rasa sementara.
Beberapa perempuan bahkan merasa efek pengurang sakit ini bertahan setelah orgasme selesai.
Banyak perempuan merasa orgasme mengurangi kram menstruasi, dan beberapa mengatakan sakit kepala mereka hilang setelah orgasme.
Ada satu perempuan yang bilang orgasme adalah cara paling ampuh untuk menghentikan migrainnya.
Lucunya, jika banyak perempuan bilang, “Aku sakit kepala” untuk menghindari seks, dia malah menggunakannya sebagai ajakan bercinta!
Struktur Clitoris yang Sebenarnya
Mulai tahun 1970-an, para peneliti dan perempuan mulai lebih memperhatikan clitoris.
Mereka menemukan bahwa organ ini tidak hanya berupa benjolan kecil, tapi memiliki 18 bagian, banyak di antaranya berada di dalam tubuh.
Selain bagian luar seperti glans, shaft, hood, dan inner lips, ada juga kaki berbentuk garpu yang terbuat dari jaringan ereksi.
Kaki clitoris ini panjangnya 2 hingga 3,5 inci dan mengarah ke tulang ekor, serta akan membesar saat perempuan terangsang.
Bagian ini sudah didokumentasikan sejak abad ke-17, tapi kemudian “dilupakan” oleh anatomi modern.
Ada juga jaringan ereksi di bawah inner lips dan di sekitar uretra (saluran kencing), yang dikenal sebagai urethral sponge atau G-spot.
Clitoris juga terdiri dari sistem saraf, pembuluh darah, otot, ligamen, dan kelenjar yang membantu pelumasan dan dalam beberapa kasus, ejakulasi.
Kurangnya Edukasi tentang Clitoris
Semua ini berarti potensi kesenangan seksual perempuan sangat besar – jauh melebihi apa yang sering diajarkan.
Sayangnya, clitoris sering tidak mendapat perhatian yang layak.
Buku-buku pelajaran kesehatan remaja kadang bahkan tidak menyertakan atau memberi label clitoris dalam diagram anatomi perempuan.
Bisa bayangkan kalau penis tidak dimasukkan dalam diagram tubuh laki-laki?
Dalam sebuah studi tahun 2005, 29% perempuan dan 25% laki-laki tidak bisa menunjukkan letak clitoris di diagram genital perempuan.
Kata “vagina” sering mencuri sorotan dari clitoris.
Orang tua biasanya memberitahu anak laki-lakinya bahwa mereka punya penis, dan anak perempuan punya vagina – padahal itu tidak sebanding!
Banyak perempuan tumbuh dewasa tanpa tahu bahwa mereka punya clitoris – apalagi istilah vulva, yang sebenarnya menggambarkan seluruh organ luar yang bisa mereka lihat.
Berkat pertunjukan The Vagina Monologues karya Eve Ensler, kata “vagina” mulai lebih diterima dan tidak dianggap tabu lagi.
Mudah-mudahan suatu hari nanti, clitoris juga akan mendapat pengakuan yang sama.
Apakah Ukuran (Clitoris) Penting?
Soal ukuran clitoris, jawabannya adalah: tidak penting.
Sejak tahun 1933, peneliti menemukan bahwa variasi ukuran clitoris tidak berpengaruh pada kemampuan orgasme perempuan.
Banyak studi setelah itu juga menunjukkan kesimpulan yang sama.
Apakah clitoris-mu mungil atau besar tidak menentukan apakah kamu bisa orgasme dengan cepat atau lambat, intens atau lembut.
Ukuran tidak menentukan kenikmatan – setiap tubuh perempuan itu unik, dan semua layak mendapatkan kesenangan maksimal.